Need Help?

FAQs

Informasi Dasar COVID-19

Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 adalah penyakit baru yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Gejala klinis yang muncul beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa (batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang berkomplikasi berat (pneumonia atau sepsis) atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

Orang dengan Covid-19 memiliki berbagai gejala yang dilaporkan – mulai dari gejala ringan hingga penyakit parah. Gejala dapat muncul 2-14 hari setelah terpapar virus. Orang dengan gejala di bawah ini mungkin memiliki Covid-19:

-Demam atau kedinginan

-Batuk

-Napas pendek atau sulit bernapas

-Kelelahan

-Otot atau sakit tubuh

-Sakit kepala

-Kehilangan rasa atau bau baru

-Sakit tenggorokan

-Hidung tersumbat atau berair

-Mual atau muntah

-Diare

 

Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke wilayah terjangkit atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita Covid-19, maka orang tersebut akan diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

Jika ada gejala di atas DAN ada riwayat perjalanan ke wilayah terjangkit Covid-19 atau Anda terpapar dengan pasien positif Covid-19, hubungi Jakarta Tanggap Covid-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta di nomor 112 atau di nomor Whatsapp 081 112 112 112 atau 081 388 376 955 untuk mendapat arahan lebih lanjut

Menurut KMK No. HK.01.07-MENKES-413-2020 ttg Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, yang dimaksud dengan Kasus Suspek, Probable, dan Konfirmasi adalah sebagai berikut:

 

Kasus Suspek 

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal**. 

b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal kembali dengan istilah kasus suspek. 

 

 

 

 

 

Kasus Probable

Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.  

 

 

 

Kasus Konfirmasi 

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: 

a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) 

b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

 

 

 

Keterangan:

*ISPA yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam; dan disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat.   

 

** Negara/wilayah transmisi lokal adalah negara/wilayah yang melaporkan adanya kasus konfirmasi yang sumber penularannya berasal dari wilayah yang melaporkan kasus tersebut. Negara transmisi lokal merupakan negara yang termasuk dalam klasifikasi kasus klaster dan transmisi komunitas, dapat dilihat melalui situs https://www.who.int/emergencies/diseases/nov el-coronavirus-2019/situation-reports.

Wilayah transmisi lokal di Indonesia dapat dilihat melalui situs https://infeksiemerging.kemkes.go.id.

Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya penting untuk memakai masker dan menjaga jarak dengan orang lain.

Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.

Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.

Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini (COVID-19). Namun orang yang lebih tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi) tampaknya lebih rentan mengalami gejala yang lebih parah.

Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. 

Banyak orang yang teridentifikasi Covid-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi Covid-19. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

Menurut WHO, droplet, yang umumnya dianggap partikel dengan diameter <5μm, dapat tetap berada di udara untuk jangka waktu yang lama dan ditransmisikan ke orang lain pada jarak lebih dari 1 m. Dalam konteks Covid-19, transmisi melalui udara dapat terjadi dalam keadaan dan pengaturan khusus di mana prosedur atau perawatan pendukung yang menghasilkan aerosol dilakukan, misalnya, bronkoskopi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus hubungan pasien dari ventilator, atau lainnya.

Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus COVID-19. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.

Lokasi

Tanggap Covid-19

Layanan Darurat Covid1- kOta Metro